Poll: Etika digital terburuk masyarakat Indonesia di ASEAN
JAKARTA – Didik Suhardi, Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), mengungkapkan hasil survei Microsoft bertajuk Digital Civility Index (DCI). Menurut Didik, 47% media digital justru digunakan untuk menyebarkan berita bohong dan penipuan. 'Ini sangat mengkhawatirkan. Data menunjukkan bahwa 47% media digital digunakan untuk berita palsu dan penipuan, 27% untuk ujaran kebencian dan 13% untuk diskriminasi,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Selasa (7/5/2022). Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menggelar pertemuan dengan Sabrang Mowo Damar Panuluh, penggagas aplikasi media sosial, untuk menggenjot pemberitaan media Gerakan Nasional Revolusi Spiritual (GNRM), Symbolic.id. 'Jadi hari ini kita akan berbicara dengan Mas Sabrang untuk mengeksplorasi cara menggunakan platform untuk menambah nilai peradaban media kita,' kata Didik.
Mengerikan! Tawuran Langsung di Media Sosial, 17 Mahasiswa Bekasi Tenteng Sajam Ditangkap
Dalam kesempatan ini, Sabrang mengungkapkan, tak bisa dipungkiri media sosial itu lebih banyak bertujuan mencari untung, bukan mengeruk nilai. Dunia informasi bergerak cepat dan media sosial menjadikan komunikasi sebagai platform yang sangat luas.
'Untuk itu diperlukan rekayasa sosial yang tepat yang dibangun atas dasar nilai-nilai kearifan lokal masyarakat. Kami memiliki Gotong Royong dan sangat sangat sejalan dengan filosofi Islam fastabiqul khairat,' kata Sabrang, mencatat bahwa Symbolic.id menerapkan algoritma kurasi melalui kerjasama timbal balik. 'Gotong royong dalam ilmu, dana, dan tenaga,' imbuhnya.
Sebagai social engineer, tentu pemerintah hadir dengan melibatkan lembaga-lembaga sosial seperti perguruan tinggi, ormas, dan sebagainya. Kerjasama dana investasi pelaku ekonomi diperlukan melalui CSR, sponsorship, hibah dan filantropi. Selain itu, peran negara juga diperlukan untuk memperkuat nilai gotong royong dalam pengembangan investasi sosial yaitu energi, dana dan pengetahuan Rp65 triliun
'Penguatan' oleh Gotong Royong dalam struktur sosial melalui komunitas , dalam hal ini di media sosial, akan menghasilkan mental model. Ada tanggung jawab komunal atas makna kerukunan, kebersamaan yang muncul dari pola sosial budaya yang muncul berulang-ulang,' kata Sabrang bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Kominfo sebagai tindak lanjut dari hasil pertemuan hari ini Diharapkan kerjasama ini dapat lebih mengembangkan konsep gotong royong untuk meningkatkan indeks kesantunan digital di masyarakat.
'Semoga terhindar mentalitas publik yang negatif dalam perilaku media sosial. Penguatan nilai-nilai Revolusi Mental seperti etos kerja, gotong royong “Kolaborasi, integritas melalui media sangat penting, apalagi dengan potensi bonus demografi di masa depan. Kami berharap terhindar dari bencana kependudukan,' kata Didik.
Belum ada Komentar untuk "Poll: Etika digital terburuk masyarakat Indonesia di ASEAN"
Posting Komentar