Mengapa air tanah menjadi payau di Jakarta? Ini dia penyebabnya


JAKARTA - Penggunaan air tanah di DKI Jakarta cukup besar. Menurut data BPS DKI Jakarta, penggunaan air tanah di Jakarta mencapai 3.768.226 meter kubik pada September 2019. Jika hal ini terus berlanjut, tak menutup kemungkinan permukaan tanah di Jakarta akan terus surut. Ujung-ujungnya, bencana banjir yang sudah lama membebani ibu kota tidak bisa diselesaikan. Baca Juga: Antisipasi Tenggelamnya Jakarta, Anies: Kurangi Pengambilan Air Tanah

Amblesan tanah diketahui mencapai 12 cm per tahun. Artinya, permukaan tanah di Jakarta akan surut 1,2 meter dalam 10 tahun ke depan.

Kepala Badan Geologi ESDM Rudi Sunendar menjelaskan, belum banyak masyarakat yang memanfaatkan air dari wilayah tersebut. Perusahaan Air Minum (PDAM). Secara keseluruhan, jumlah pengguna air bersih dari PDAM baru mencapai 40%. Di sisi lain, penurunan adalah efek dari beban berat di permukaan tanah. Bicara air tanah: beberapa waktu lalu status air di Jakarta sudah payau. Menurut Kementerian ESDM, intrusi air laut dapat terjadi karena naiknya batas antara muka air tanah dan permukaan laut ke arah daratan. Fenomena ini dilatarbelakangi oleh perbedaan sifat lapisan batuan. Artinya tekanan air tanah dan air laut berbeda. Akibatnya, air laut yang asin meresap ke dalam air tanah. Baca Juga: Hari Air Sedunia 2022, DKI Kampanyekan Hemat Air Tanah di Jakarta

Belum ada Komentar untuk "Mengapa air tanah menjadi payau di Jakarta? Ini dia penyebabnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel